Tegal,- Radjuh, Seorang bayi perempuan berusia
enam bulan meninggal dunia setelah dibawa orang tuanya berkendara sepeda motor
dari Tegal ke Surabaya buka suara perihal alasan memilih naik motor demi
menonton pertandingan sepak bola.
Orang tua bayi, FJ (38) beserta istrinya RA (31)
kemudian menjelaskan kronologi awal kematian buah hati mereka. Awalnya, mereka
memutuskan untuk mengendarai motor dalam perjalanan antar provinsi lantaran
perhitungan hemat biaya.
"Kalau naik mobil kan habisnya kan sekitar
Rp2 juta. Jadi saya pilih naik motor dari Tegal hari Sabtu (31/7) pukul 17.38
WIB," kata FJ dilansir dari Detikcom, Senin (8/8).
Dalam
perjalanan ke Surabaya, FJ mengaku sudah berhenti sebanyak tiga kali di Kota
Pekalongan, Kudus, dan Tuban. Hingga ia pun sampai di Surabaya pada (1/8) pukul
07.10 WIB.
"Dari Tuban, saya langsung ke Surabaya karena
sudah menyewa tempat penginapan harian di daerah Dukuh Kupang. Sampai pukul
07.10 pagi, itu anak saya masih sehat, masih sempat menyusu sama ibunya. Saya
juga sempat beli bubur ayam untuk ibunya. Setelah itu, istri saya memandikan
anak saya terus kemudian menyusu lagi," jelas FJ.
Selanjutnya, saat tiba di Surabaya, RA sempat
memberikan ASI, kemudian memandikan bayinya. Namun setelah itu, bayi tersebut
tak ingin menyusu kembali. Bayi itu lalu mengalami batuk disertai dahak.
FJ kemudian membawa anaknya ke RS Marinir di
Gunung Sari, Surabaya. Bayi kemudian dirujuk ke RSAL Surabaya. Begitu tiba di
IGD RSAL, bayi tersebut langsung ditangani dokter. Namun saat itu dokter
mengatakan bayi FJ sudah tidak bernafas. Dokter memberi pertolongan dengan alat
bantu pernafasan pada bayi.
Setelah dibantu melalui alat pernapasan, napas
sang bayi kembali ada. FJ lega mengetahui hal itu. Dokter menyebut ada cairan
di paru-paru anaknya. Saat cairan berhasil dikeluarkan, sayangnya, jantung bayi
itu sudah tidak berdetak lagi.
Mendengar penjelasan dokter, FJ mengaku menyesal.
Keinginannya menonton klub bola kesayangan, justru merenggut nyawa anak
ketiganya yang masih bayi itu. Pertandingan bola tetap berjalan, namun putrinya
meninggal untuk selamanya.
"Saya berharap cukup saya saja yang mengalami
kejadian ini. Karena keegoisan saya agar diakui sebagai suporter yang
benar-benar loyalitas tanpa batas, akhirnya anak saya menjadi korban kebodohan
saya," kata FJ.er-sumber CNN Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar