"Dia datang itu sebagai orang DPR. Dia datang
bukan karena setuju. Dia datang untuk melihat betulkah ini (IKN)" kata
Tamsil Linrung di Makassar, Minggu (24/12/2023).
Tamsil menuturkan setelah kunjungan tersebut, Cak
Imin melakukan evaluasi terkait pembangunan IKN. Hasilnya, masyarakat di
sekitar IKN ternyata lebih membutuhkan perbaikan di sektor pendidikan dan
infrastruktur.
"Tapi okelah itu tidak kita (Cak Imin) putuskan
sekarang, nanti harus dilakukan kajian. Apa hasil kajiannya ya kita lihat.
Kalau hasil kajiannya ini merusak lingkungan, tidak efektif, kajiannya
mengatakan bahwa lebih prioritas yang lain mungkin lebih prioritas
menyelesaikan masalah guru. Ya udah itu dulu yang kita selesaikan," sebut
Tamsil.
Tamsil menyebut dengan alasan tersebut Cak Imin
akhirnya menolak untuk mendukung pembangunan IKN dengan anggaran Rp 466
triliun. Dia mengatakan Cak Imin menilai anggaran yang gemuk itu lebih
bermanfaat jika digunakan untuk menyejahterakan masyarakat.
"Setelah dia (ke IKN), pulang dia menganalisa
ternyata ini nggak benar, misalnya. Karena itu kita tidak dukung. Lebih baik
pilih yang lain daripada (menghabiskan anggaran) Rp 466 triliun itu (untuk
membangun IKN). Bangunkan aja jembatan orang Kalimantan itu. Bangunkan aja
sekolahan orang Kalimantan itu. Lakukan saja pemberdayaan, paling Rp 50 triliun
sudah selesai. Dari pada punya kota malah tidak mensejahterakan
masyarakatnya," tuturnya.
Dia menambahkan komentar Cak Imin soal investasi
yang menyebut mega proyek IKN hanya menguntungkan modal belaka sangat brilian.
Bagi Tamsil, Cak Imin memiliki pandangan bahwa investor seharusnya tidak
memarjinalkan masyarakat sekitar melainkan menyejahterakan mereka.
"Investor oke silakan, bebas untuk kita
masukkan ke Indonesia. Tetapi tidak boleh ada lagi kejadian kayak Rempang,
investor menggusur rakyat. Investor itu hadir untuk mensejahterakan rakyat.
Kalau ada investor datang untuk membodohi kita itu tidak boleh. Yang kedua
mensejahterakan masyarakat umum. Kalau ada investor datang tetapi meminggirkan
masyarakat, itu tidak boleh," jelasnya.
Tamsil Nilai Pertanyaan Gibran Tidak Punya Isi
Di sisi lain, Tamsil turut menyoroti pertanyaan
Gibran yang dilayangkan kepada Cak Imin dan Mahfud Md saat debat Cawapres
pertama. Dia menganggap pertanyaan Gibran soal State of the Global Islamic
Economy (SGIE) Report dan Carbon Capture Storage (CCS) sangat tidak substantif.
"Substansinya hampir nggak ada dan seperti
orang yang membaca dalam bertanya. Jadi mestinya (lebih substantif). Seperti
dia bertanya carbon storage ke Pak Mahfud. Ya itu kan pertanyaan yang tidak
substantif. Mestinya yang dia tanyakan juga yang lain," cetusnya.
Cl – Sumber : Detik.com
Makassar – Radjuh,
Tim Nasional (Timnas) pasangan Capres-Cawapres nomor urut 1 Anies
Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) mengungkap penyebab Muhaimin atau Cak Imin
ikut potong tumpeng meski tidak setuju dengan pembangunan Ibu Kota Nusantara
(IKN). Asisten Pelatih Timnas AMIN Tamsil Linrung menyebut kala itu Cak Imin
datang sebagai anggota DPR.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar