Grobogan – Cakrawalaonline, Kekeringan yang melanda Kabupaten
Grobogan memaksa warga untuk pergi ke hutan mencari air di kubangan sungai.
Mereka harus bolak-balik membawa jeriken berisi air untuk kebutuhan
sehari-hari. Tercatat ada sebanyak 29 desa di empat kecamatan di Grobogan yang
mengalami kekeringan.
Pemandangan warga membawa
jeriken sudah menjadi hal biasa di Desa Karanganyar, Kecamatan Geyer, Kabupaten
Grobogan, Jawa Tengah. Mereka menggunakan sepeda motor, sepeda, bahkan berjalan
kaki dengan menggendong jeriken dari rumah ke hutan untuk mencari air. Kondisi
sungai yang mengering membuat warga harus mencari air di kubangan yang mereka
buat sendiri.
Ketua RT setempat bernama
Sunardi mengatakan, hampir semua warga Desa Karanganyar mengalami kondisi ini
setelah sekitar 1,5 bulan dilanda kekeringan. Mayoritas warga menggunakan air
sungai untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk memberi minum ternak.
"Sumur di rumah sudah kering, jadi semua warga mengambil
air di sini. Kami menggali dan menguras air dari kubangan ini," kata
Sunardi, Minggu (29/7/2024).
Sunardi harus tiga kali
sehari pergi ke sungai di pinggir hutan, menempuh waktu sekitar 30 menit untuk
mendapatkan air yang dibutuhkan sekitar 12 jeriken per hari. Jumlah ini belum
termasuk air untuk memasak dan minum yang harus diambil dari sungai lain yang
lebih jauh.
Suwito juga merasakan hal
yang sama. Saat musim kemarau, bolak-balik mencari air sudah menjadi rutinitas
tambahan bagi warga Desa Karanganyar. Mereka lebih memilih mengambil air di
kubangan sungai karena penjual air keliling jarang ditemui dan harganya
mencapai Rp 6.000 per galon.
Meskipun sudah 1,5 bulan dilanda kekeringan, bantuan air bersih
belum pernah menjangkau wilayah permukiman mereka. Warga berharap Pemerintah
Kabupaten Grobogan dapat rutin menyalurkan bantuan air bersih dan menyediakan
sarana untuk penanganan kekeringan yang terjadi setiap tahun.
"Sudah lebih dari satu
bulan kami mengambil air di sungai. Biasanya ada bantuan droping air bersih, tetapi kali ini
belum ada bantuan sama sekali," terangnya.
Biasanya, warga membuat
kubangan di bawah pohon. Satu kubangan akan terus mengalir air dan habis dalam
sekitar tiga hari setelah diambil terus-menerus. Sepanjang sungai tersebut akan
muncul banyak kubangan apabila hujan belum turun. Cl – Sumber : Beritasatu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar